Minggu, 25 Oktober 2009

'Suami Artis'

seusai kajian subuh, seorang gadis tengah berbincang dengan ustadz sekaligus kakek spiritual baginya.
ada satu pertanyaan yang ingin diutarakan sang gadis.
“ustadz, dalam sebuah buku yang saya baca, ada kalimat : ”ada akhwat yang nikah. selama ini dia sudah istikharah, dan tiap istikharah yang keluar nama saya. tapi kelihatannya Allah menakdirkan beliau yang duluan.”
apakah istikharah tidak selalu memberikan jawaban pasti?
sang kakek berkata : ”ananda, istikharah itu hanya upaya manusia. sedangkan hasilnya hanya Allah yang menentukan.”
”berapa usia ananda sekarang?” tanya sang kakek.
”dua puluh tahun ustadz.” jawab si gadis.
sang kakek tersenyum, kemudian berkata : ”kakek doakan ananda bisa mendapatkan suami yang artis.”
si gadis penasaran, ”kok artis ustadz, bukankah dunia artis itu sangat riskan dengan hal-hal negatif?”
sang kakek tersenyum lagi, ”kenapa? tidak semua artis buruk. ananda pasti takut dengan gaya hidup para artis yang glamour dan suka nikah cerai itu kan.”
si gadis terdiam.
”jangan khawatir, artis yang ini limited edition. karena artis itu sifatnya bukan profesinya.
A = Amanah
R = Religius
T = Tekun dan Tawakkal
I = Istiqomah
S = Sabar
dengan punya suami artis, isyaAllah ananda bisa hidup glamour dan gemerlap dalam keimanan, karena dia tampan dalam berakhlak. menikahlah dengannya untuk saling melengkapi dan belajar berproses untuk kebaikan dan ceraikan semua sifat-sifat buruk ananda.”
”tapi ustadz, saya seorang gadis yang biasa saja, dimana saya bisa menemukan suami artis itu?” tanya si gadis.
”dari perbaikan diri ananda dan jangan lupa minta sama Allah. kakek juga akan mendoakanmu.” ujar si kakek.
si gadis mengamini di dalam hati, seiring dengan mentari yang bersinar pagi itu.

Jumat, 23 Oktober 2009

tak ku perlu kau seindah langit biru yg selalu ku pandang..
karena birunya hilang di ujung petang..
tak ku inginkan kau seelok purnama yg menghias malam..
karena pesonanya tak selalu hadir di setiap kelam..

tak perlu seindah dan seelok mereka..
menjelmalah seperti kehendak TuhanMu..
yang mencipta tanpa kesia-siaan..
karena engkaulah sebaik-baik penyempurnaan..
bagimu dan untukku...

mengalirlah bersama hembusan angin pagi ini..
menyapaku dengan tenangnya pesonamu..
mengalirkan energi baru yang kau susupi..
melalui pori-pori dan sel-sel darahku yang membeku..

ku simpan pesonamu disini..
hingga hadirmu menjelma..
bukan dalam mimpi..
atau bayang yang tak pasti..

Rabu, 07 Oktober 2009

Tak Kenal Henti - Shoutul Harokah

Fa idza faraghta fanshab wa ila rabbika farghab (Alam Nasyrah:7-8)
Artinya : Maka apabila kamu telah selesai (urusan), maka kerjakan urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap

Alhamdulillah
... Perjuangan kita untuk mengembalikan izzah sejak runtuhnya supremasi kedaulatan ummat di Turki delapan dasawarsa yang lalu hingga kini terus bergelora.

Di rentang waktu itu, kita pun menyaksikan dan merasakan betapa kerasnya berbagai rintangan yang menghadang.

Kegagalan ataupun keberhasilan pada satu fase dakwah, seringkali melumpuhkan semangat kita untuk terus berjuang.

Kegagalan atau keberhasilan bukanlah isyarat untuk berhenti berjuang.

Dan seharusnya kita terus berjuang.

Perjuangan untuk tegaknya keadilan harus terus melaju melanglang buana menembus batas-batas geografis.

Bangsa Palestina mengajari kita bagaimana seharusnya kita berjuang. Pengusiran, penangkapan sampai pembantaian tak pernah mampu menahan laju perjuangan mereka untuk terus mengusir yahudi sang penjajah.

Kita tidak boleh berhenti berjuang. Karena seharusnya...
Kita Tak Kenal Henti...

Senin, 05 Oktober 2009

Musibah, Hikmah dan Taubat Berjamaah

Apakah kesadaran kita baru terjaga,
ketika kekuatan alam telah menurunkan bencana.
Segeralah berbenah diwaktu yang tersisa.

Let's start to care and love mother nature...
Now let's start to care and love mother nature...
(Mother Nature - Shaffix)

secara fitrah, tidak ada seorangpun dimuka bumi ini yang menginginkan suatu musibah menimpa pada dirinya.

Bagi seorang mukmin, musibah yang terjadi dan menimpa dirinya di pandangnya sebagai ujian hidup. seorang mukmin dengan konsepsi keimanannya akan mampu memandang persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan umumnya manusia. Baginya ukuran baik atau buruknya sesuatu, benar atau salah, suka dan dukanya sesuatu semua dikembalikan nilainya kepada Allah swt.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah, mereka mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilayhi roji'un". Mereka itulah yang mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah : 155-157)

Hal inilah yang menjadikan seoarang mukmin itu senantiasa berpikir positif dan optimis dalam mengarungi kehidupannya, sekalipun harus menghadapi berbagai ujian, atau kenyataan paling pahit dalam hidupnya, ia tidak akan mudah patah dan berputus asa . Karena ia yakin bahwa setiap kejadian pastilah sudah dalam kehendak dan takdir Allah swt.

Maka tepatlah apa yang di sabdakan Nabi saw :

“Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin bahwa semua urusannya baik, yang demikian itu tidak terjadi pada siapapun, kecuali untuk orang mukmin, jika menimpanya sesuatu yang menggembirakan bersyukurlah ia maka adalah kebaikan baginya, dan jika menimpanya sesuatu yang menyusahkan bersabarlah ia maka adalah kebaikan baginya.” (HR. Muslim )

Hadist ini dapat menjadi landasan paradigma berpikir seorang mukmin sehingga ia senantiasa berada pada jalan kebenaran, ia selalu memiliki pandangan yang lurus kedepan, pandangannya kuat dan mendasar, luas menjangkau dan seimbang dalam mensikapi segala sesuatunya, dengan demikian ia akan memiliki kesiapan secara mental, pemikiran, lahir dan batin dalam menghadapi realita dan berbagai kemungkinan yang akan menimpa di dalam hidupnya.
Dari ujian inilah nantinya Allah akan membedakan siapa di antara manusia yang paling berkualitas keimanan dan amal, bersyukur atas nikmat, istiqomah dalam ketaatan kepada-Nya atau kufur atas nikmat-Nya dan berputus asa atas cobaan yang menimpanya..

Oleh karenanya tidak ada alasan bagi orang-orang beriman untuk lari atau menghindar dari ujian dan cobaan dalam hidupnya, tidak ada kamus putus asa dalam menghadapi segala macam ujian, karena ujian itu ternyata merupakan cara Allah untuk meningkatkan kualitas orang-orang beriman.

Bahkan ujian yang Allah berikan pada manusia sebagiannya merupakan cara Allah memberi ampunan pada orang-oarang yang sabar dalam menerima cobaan-Nya.

Bagaimana peran kita terhadap musibah yang menimpa bangsa ini?

saya merasa amat sedih dengan beberapa sikap anak bangsa ini. satu contoh soal kepedulian.

ketika saya dan teman-teman menggalang dana solidaritas untuk Palestina dengan berkeliling kota Baturaja. masih ada tanggapan miring dari beberapa pihak dengan mengatakan :

"urus negeri sendiri dulu, baru negeri orang?"

"sampe dak bantuannya, jangan-jangan ... ?"

"dek-dek, susah-susah, panas-panas, mending tidur di rumah?"

"kurang kerjaan, mending menghasilkan duit."

"kalo Indonesia yg kena bencana, saya nyumbang deh"

dan banyak tanggapan miring lainnya. Astaqhfirullah...

beberapa orang teman, ada juga yg agak down karena tanggapan miring itu. tapi saya yakin Allah pasti punya cara untuk menunjukkan kuasaNya. sampai ketika pulang dari penggalangan dana saudara perempuan saya bercerita, ada abang becak yang mengejar mereka untuk menyumbangkan uangnya. tadinya kami memang tidak menghampiri abang becak itu. dengan penuh keringat ia mengatakan :

"alhamdulillah... dek masih ada orang yg peduli seperti kalian. walaw cuma sedikit dari saya ini moga bermanfaat"

mengembun air mataku mendengar cerita itu.

Rabb, Engkau Maha Tahu apa yg ada di hati hamba-hambaMu...


saya juga sedikit heran, ketika ada gempa yang menimpa Tasikmalaya dengan kekuatan 7,3 skala richer 2 september yang lalu masih juga terdengar komentar hampir serupa.

"di jawa kan, biar orang jawa yg urus. gak usah capek-capek."

Ya Robb, jangan Kau hukum kami karena kelalaian dan kesombongan kami. amiiin...

ketika 30 september kemarin gempa menimpa SumBar, Jambi dan Pariaman, dengan kekuatan lebih dahsyat yaitu 7,6 skala richer.

apakah mereka masih sanggup mengatakan :

"untung sumsel gak kena...?"

wahai saudaraku, jangan menunggu azab itu menimpa kita baru kita mau sadar. musibah di Tasikmalaya dan SumBar juga merupakan teguran Allah untuk kita.

marilah kita beristiqfar bersama-sama. Astaqfirullahal adzim... moga Allah mengampuni kelalaian, kesombongan dan kekhilafan kita. amiiin...

Untuk itu marilah kita jadikan seluruh musibah yang menimpa bangsa kita ini sebagai:

  1. Pengingatan agar kita tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya musibah dan bencana yang pernah menimpa umat terdahulu.
  2. Sarana instropeksi bagi kita untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu (musyrik), tidak sombong dan merasa aman dari azab Allah.
  3. Upaya mendekatkan diri dan tawakkal kita kapada-Nya.
  4. Upaya meningkatkan kualitas iman, amal dan taqwa kita untuk mendapatkan ampunan dan surga-Nya.
Kita juga bisa mengambil hikmah dari kejadian gempa di SumBar ini dengan kembali ke Al-Qur'an, bahwa dari data BMKG gempa yang terjadi di Padang pada pukul 17:16
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
(QS.17:16)

gempa susulan pun terjadi pada pukul 17:58
Tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab penduduknya dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lawh Mahfuz).
(QS.17:58)

Wallahu 'alam

Wahai orang beriman bersabarlah, bangkitlah, tingkatkan takwa kepada Allah.
Dimana ada satu kesulitan, disana ada 2 jalan, bagimu : kemudahan.

sumber : dakwatuna.com dengan sedikit perubahan.