Selasa, 21 September 2010

Aktivasi otak tengah? Pikirkan dahulu bahayanya!!

* Sampai hari ini belum ada satupun publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa otak tengah dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya menjadi jenius.

* Induksi lateralisasi aktifitas otak tengah menurut sebuah tulisan ilmiah
tahun 2005 malahan dapat mengakibatkan mental stress (tekanan
mental) dan berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama jantung dan kematian mendadak (sudden death).

Sebagai informasi, di Rusia diperlukan waktu satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Ajaibnya di Indonesia suatu perusahaan pelatihan menyatakan hanya perlu waktu 12 jam untuk membuat anak-anak jenius!

Aktivasi dianggap berhasil apabila mereka berhasil mengenali berbagai macam benda dan halangan di sekitarnya dalam keadaan mata ditutup. Dengan demikian anak-anak tersebut akan mampu membaca, menggambar, menghitung, berlari dan menghindari semua rintangan tanpa menggunakan indera penglihatan mereka yaitu mata.

Bahkan mereka berani menjanjikan, anak-anak akan memiliki kemampuan tembus pandang, menyusun kartu remi secara urut tanpa melihat, dapat membaca suatu dokumen rahasia di balik tembok, menghitung uang yang ada dalam dompet di saku baju seseorang, merangkum seluruh isi textbook dalam waktu singkat, memprediksi hal-hal buruk yang bakal terjadi esok, bahkan membaca pikiran orang-orang yang ada di sekelilingnya agar tak mudah tertipu.

Hal itu bagi mereka dianggap sebagai talenta manusia baru di jaman modern ini, karena memiliki kecerdasan tersendiri (jenius) dengan kemampuan extra sensory perception (ESP), sehingga nantinya kita tak lagi tertarik menonton acara pertandingan sulap The Master.
Pandangan di atas tentu tidak begitu saja dapat dibenarkan, karena secara medis kita bisa mengenali fungsi fisiologi seluruh organ dalam tubuh kita.

Mengaktifkan dan menciptakan seseorang untuk memperoleh pengalaman extra sensory perception sudah jauh melenceng dari ranah medis fisiologis. Bahkan hal ini erat kaitannya dengan terjadinya berbagai gangguan mental pada manusia, yang salah satu gejalanya adalah mampu mendengar, melihat, merasakan dan membaca hal-hal yang tidak bisa didengar, dilihat, dirasakan dan dibaca oleh orang-orang sehat lainnya. Sebagai contoh pada kasus-kasus Skizofrenia pasien merasa yakin dengan kemampuannya membaca isi hati dan pikiran orang-orang lain di sekelilingnya, serta meyakini berbagai penglihatan dan pendengaran gaib yang bisa membuat orang lain berdiri bulu
kuduknya.

Sampai hari ini belum ada satupun publikasi yang menyatakan bahwa otak tengah dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya menjadi jenius.

selengkapnya silahkan klik: http://www.facebook.com/topic.php?topic=15454&uid=126854126029

Senin, 02 Agustus 2010

Ternyata... Musik klasik TIDAK membuat anak pintar

Lebih dari 15 tahun para ilmuwan terkecoh karena anggapan mendengarkan musik klasik dapat membuat seseorang lebih pintar. Sekarang, sejumlah peneliti dari University of Vienna, Austria
yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek and Anton K. Formann menemukan bahwa
tidak ada efek apapun terhadap kemampuan kognitif apabila anda atau bayi
anda sering mendengar lagu klasik.

Riset yang diberi judul "Mozart effect" ini memang khusus meneliti dampak
musik klasik karya Mozart terhadap tingkat kecerdasan seseorang. Penelitian
ini telah dipublikasikan di US Journal Intelligence.

Pada 1993, pada journal Nature, penelitian dari University of California,
Irvine yang dilakukan psikolog Frances H. Rauscher dan rekan-rekannya
menemukan bahwa setelah diperdengarkan musik Mozart 1781 sonata yang
dimainkan dengan dua piano dalam tangga nama D mayor (KV 448) terhadap
beberapa siswa, ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal
mengenai spasial (ruang).

Pada saat itu surat kabar New York Times menulis dengan mendengarkan musik
Mozart dapat menjamin anak-anak mendapatkan sekolah yang baik. Beberapa ahli
lainnya berkomentar bahwa musik Mozart adalah peluru ajaib untuk mendorong
kemampuan intelegensia anak-anak.

Publisitas yang berlebihan juga dilakukan Gubernur Georgia, Zell Miller pada
1998 yang memastikan setiap ibu yang baru melahirkan anak akan menerima satu
paket CD musik klasik. Pada tahun yang sama pemerintah Florida uga
mewajibkan setiap pusat pendidikan anak untuk melantunkan musik klasik
minimal satu jam dalam sehari.

Sebelum melakukan penelitian, Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan
semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap
tingkat intelegensi seseorang kemudian mereka membuat riset terhadap 3000
partisipator.

Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan
rekan-rekannya menyimpulkan tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong
peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.

"Silahkan anda mendengarkan musik Mozart, tapi jangan berharap itu akan
mendorong kemampuan kognitif anda," kata Pietschnig. Menurut dia, Mozart
Effect adalah sebuah legenda. Seorang psikolog dari Emory University, Scott
E. Lilienfeld juga sependapat dengan temuan Pietschnig. Dalam bukunya yang
berjudul "50 Mitos Paling Popular", Lilienfeld menempatkan "Mozart Effect"
pada peringkat keenam.


sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/05/11/brk,20100511-247066,id.html

@@@

Islamic News :
Hasil riset universitas Al-Azhar Mesir menyebutkan bahwa Membaca Al-Qur'an mampu meningkatkan kinerja otak dan mempertajam ingatan hingga 80%. Karena ada tiga aktivitas yang baik bagi otak saat kita membaca Al-Qur'an yaitu : melihat, mendengar dan membaca.

Dan tahukah anda bahwa waktu yang waktu yang baik untuk membaca Al-Qur'an adalah pagi hari setelah shalat subuh dan sore hari setelah shalat maghrib.

"Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang. Dia-Lah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNya (memohon ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang beriman." (QS. Al-Ahzab:42-43)

Sebagai seorang muslim, banyak-banyaklah mencari info, agar tidak terpengaruh propaganda non muslim. semoga bermanfaat..

Kamis, 17 Juni 2010

Untukmu Palestina

Langit Al-quds masih semerah saga, kawan
Meski pelangi menjelma disini
Palestina berduka kawan
Tidakkah beritanya sampai padamu?

Tidak, tidak akan kami serahkan tanah Al-quds
Pada mereka yang berjiwa angkara
Meski yatim anak-anak kami
Meski teraniaya jiwa raga kami
Jiwa angkara mereka tidak akan menempati Palestina
Meski mereka kikis hingga Gaza tersisa

Darah syahid. Pertahankan Al-quds kami
Meski hanya dengan batu senjata melawan angkara
Bukankah pasukan gajah dikalahkan oleh kerikil diparuh ababil?
Genggam tanganku saudaraku, satukan langkah kita
Palestina tetap mulia kawan
Karena takbir kami kan selalu menggema
Menggetarkan ArsyNya

Senin, 29 Maret 2010

short story

satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa cinta itu? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali. Kemudian, ambillah satu ranting saja. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta."

plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu dan saat berjalan, tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak ku ambil ranting tersebut. saat ku melanjutkan perjalanan lebih jauh lagi, baru ku sadari bahwasanya ranting-ranting yang ku temukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak ku ambil sebatang un pada akhirnya."

gurunya menjawab, "Jadi, ya... itulah cinta."

@@@

Pada hari yang lain...
Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

gurunya pun menjawab, "Ada hutan yang subur di luar sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon. Kemudian, tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan."

Plato pun berjalan dan tidak berapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. pohon tersebut bukanlah pohon yang segar atau subur, dan tidak juga terlalu tinggi. pohon itu biasa-biasa saja.

gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. jadi, ketika ada kesempatan aku lihat pohon ini, dan ku rasa tidak buruk-buruk amat, kuputuskanlah untuk menebangnya dan membawanya ke sini. aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk menebangnya."

gurunya pun menjawab, "Ya... itulah perkawinan."

Selasa, 09 Februari 2010

Sadar dengan Sebuah Kehilangan

Sahabat muslim tercinta, setiap orang pasti pernah merasakan kehilangan. Rasa kehilangan akan terasa jika kita merasa pernah memiliki sesuatu yang hilang itu. Terlebih lagi jika itu merupakan sesuatu yang amat sangat berharga bagi kita.

Tapi sahabat muslim tercinta, bagaimana dengan kehilangan yang tak pernah kita sadari. sesuatu yang hilang itu mungkin kita kira tidak berharga. Sehingga ketika hilang pun kita tidak merasakan apa-apa. Bingung ya..

Mari kita urut satu-persatu ya...

Tanpa terasa, kita sudah kehilangan waktu yang berharga

“Demi masa… sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”
(QS. Al-‘Asr : 1-3)


Sahabat muslim tercinta, secara tidak sadar trend hidup masa kini serta teknologi yang makin berkembang telah membentuk manusia menjadi pribadi yang berpola hidup instant, semuanya serba mudah. Tidak heran gaya hidup perkotaan sering menjadikan manusia tidak lagi menghargai waktu, menjadi orang yang manja dan terbiasa bersantai.

Sahabat muslim tercinta, yuk kita belajar menghitung. Allah Maha Adil memberikan kita waktu yang sama dalam sehari semalam, 24 jam atau 1440 menit atau 86400 detik. Begitulah waktu, tanpa sadar sering tidak dipergunakan dengan bijak. Jika hari berganti, berlalu pula waktu tanpa menunggu.

Waktu, jika kita ibaratkan sebagai sebuah lautan yang luas, maka manusia yang berada di dalam lautan itu hanya mempunyai dua pilihan yaitu menyelam atau tenggelam. Ketika kita ingin memanfaatkan laut untuk menyelam, tentu saja kita harus mempersiapkan peralatan menyelam. Kacamata air yang membuat kita bisa melihat keindahan dalam laut, tabung oksigen, pakaian khusus untuk menyelam dan peralatan menyelam lainnya. Tentu saja dengan persiapan yang matang dan jika kita mau memanfaatkan kesempatan ketika berada di dalam laut, akan ada hasil yang kita dapatkan. Misalnya : ikan, bintang laut, rumput laut dan bermacam-macam isi lautan yang lainnya.

Akan tetapi jika kita tidak mempersiapkan penyelaman serta tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik ketika di dalam lautan, maka sampai tiba waktunya kita akan kehabisan nafas dan tenggelam di dalamnya.

Begitulah waktu, secara sunatullah akan terus berjalan, hingga nanti tak ada lagi jatah waktu yang tersisa karena semua akan ada akhirnya. Hanya saja ada yang beruntung dan ada juga yang merugi.

Sahabat muslim tercinta, mau menjadi orang yang beruntung ataupun merugi kini jawabannya ada pada diri kita.

Siapkah kita memanfaatkan waktu yang ada untuk kebaikan? Karena kebaikan itu sesungguhnya kita sendiri yang merasakan manfaatnya. Gak mau kan masuk ke dalam golongan orang merugi?

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (dari Allah swt)” (QS. Al-Anbiya’ :1)

Nauzubillahi min dzalik…




Tanpa terasa kita makin jauh dari keteladanan Rasulullah dan para sahabat

Sahabat muslim tercinta, pergaulan hidup antar manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pola pikir serta tingkah laku seorang manusia.

Contohnya : Pada saat ini kita berada dalam keadaan dimana nilai ukhuwah menjadi sesuatu yang mahal. Semua pertolongan, perlindungan, pengorbanan kerap di nilai dengan kompensasi. Dimana ada hak, ada kewajiban. Ada uang, ada pelayanan. Tiba-tiba seorang muslim jadi merasa wajar hidup dalam karakteristik individualistik (semua serba pribadi).

Inilah salah satu prestasi yang ingin dicapai oleh orang-orang di luar Islam, karena mereka tahu bahwa umat Islam berjaya di zaman Rasulullah karena adanya rasa persaudaraan sesama mukmin yang begitu kuat mengakar dalam jiwa mereka.

Allah Berfirman :“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara…” (QS. Al-Hujurat : 10)

Oleh karena itu semua media digunakan oleh orang-orang di luar Islam untuk mengaburkan nilai-nilai Islam, salah satunya dengan meluaskan jargon individualisme, sehingga meredupnya rasa ukhuwah antar umat muslim saat ini.

Apakah kita salah satu korbannya?
Seorang psikolog mengatakan : “Tingkah laku dan sifat seseorang ditentukan oleh tiga hal : orang tua, lingkungan dan apa yang dia baca.”

Sehingga tidaklah berlebihan ketika Imam Al-Ghazali mengatakan : “Hendaknya senantiasa bersahabat dengan orang shalih. Diantara keuntungan bersahabat dengan orang shalih adalah dapat mencegah diri kita dari berbuat kejahatan”

Study kasus misalnya : ketika kita berbicara tentang keteladanan Rasulullah dan para sahabat, di zaman sekarang ada saja yang berpendapat : itu kan dizaman Rasul dan mereka bisa langsung meneladani Rasulullah karena berinteraksi langsung.

Keistimewaaan generasi pertama Islam yaitu para sahabat sehingga mereka mampu melakukan lompatan luar biasa memimpin garda peradaban dunia di masa itu sehingga Islam menemukan kejayaan, dalam buku -Ma’alim fi ath-Thariq- Sayid Quthb menjelaskan : ”Kehebatan generasi sahabat bukan semata-mata karena di sana ada Rasulullah saw, sebab jika ini jawabannya berarti Islam tidak rahmatan lil ‘alamin. Kehebatan mereka terletak pada semangat mereka untuk belajar lalu secara maksimal berupaya mengamalkannya.”

Sahabat muslim tercinta, bisa dikatakan bahwa umat Islam saat ini tengah mengalami Krisis Identitas. Sebuah keadaan dimana nilai-nilai Islam mengalami pelunturan justru di tengah-tengah umat Islam itu sendiri. Tanpa kita sadari perlahan-lahan pengaruh di luar Islam telah membuat nilai-nilai Islam menjadi asing di mata umat Islam itu sendiri.

Apakah kita justru menjadi bagian dari peluntur nilai-nilai Islam itu?

Na’ uzubillahi min dzalik…

Dimulai dari gaya ikut-ikutan yang sering di jargonkan “Gak ada loe, gak rame”. Mending kalo itu untuk kebaikan, gimana kalo dimanfaatkan orang untuk sesuatu yang tidak baik.

Misalnya nih, dalam bulan februari ini, yang ‘katanya’ ini bulan cinta, sehingga banyak orang yang berlomba-lomba untuk merayakan valentine days. Padahal jika kita kaji lagi, valentine days itu sesungguhnya tidak ada tuntunannya dalam Islam.

Coba deh, sekali-kali kita teliti. Biasanya di bulan februari ini banyak sekali orang-orang yang mengeluh pengeluarannya membengkak lantaran beliin cokelat, kado dan sebagainya untuk sang pacar. Kan mubazir tuh, coba kalo diinfak pahalanya bisa berkali-kali lipat.

Allah berfirman : “Ðan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.”
(QS. Bani Israil : 36)


Sahabat Muslim tercinta, jika tidak ingin kehilangan lebih banyak lagi. Kita harus banyak belajar dan mencari info, karena segala sesuatunya pasti ada ilmunya. Dan Allah menciptakan sesuatu tanpa kesia-siaan, jika kita mau mengkaji lebih dalam sesuatu yang dilarang pasti ada manfaatnya. Hanya saja terkadang kita belum mengetahui, belum mengkaji atau bahkan sudah tahu tapi belum mencoba untuk mengamalkannya.

Semua tergantung kita, mau terus-terusan jadi korban atau ikut dalam barisan orang yang beruntung.

Yuk, berlomba cari pahala, biar nggak terus-terusan rugi karena kehilangan. Jadilah pemuda muslim yang bangga dengan Islam. Karena Islam agama kita, milik kita dan kebaikan yang ada di dalamnya barang tentu untuk kita juga…


Kan keren tuh, kalo kita udah pinter sholeh juga..
Sukses dunia akhirat…
mau?
Bersiap yuk…




Salam Ukhuwah
Lela Munzar (Humas FLP OKU)