Jumat, 25 Februari 2011

SURAT “UNTUK CALON IBU ATAU YANG TELAH MENJADI IBU”

“Bunda saat pertama aku menatap dunia yang ingin pertama sekali aku dekap adalah tubuhmu. Disana aku bisa menemukan kehangatan dan kenikmatan tapi itu tidak terjadi bunda. Tanpa perlawanan dengan tatapan kosong engkau relakan aku diboyong oleh seorang yang sama sekali tidak aku kenal.

Bunda aku menangis itulah sebuah perlawanan. Aku menjerit kesakitan. Saat orang itu menusukkan sesuatu kepahaku.sayup-sayup aku mendengar dari mulutnya “sayang sayang jangan menagis, biar kamu sehat dan terhindar dari penyakit”

Bunda andai engkau tahu bahwa cairan yang masuk kedalam tubuhku ada vaksin yang berisi sebuah virus. Bunda tubuhku yang lemah mulai bergolak. System pertahanan yang belum kuat akhirnya melemah. Bunda tubuhku berkerja sedemikian keras untuk melawannya agar aku tetap bisa menikmati hidup.

Bunda seharusnya ini tak perlu engkau lakukan padaku karena ini sungguh menyiksa. Cairan putih yang keluar dari tubuhmu. Itu lebih baik dan cukup untuk meberikan kekebalan pada tubuhku untuk melawan berbagai bibit penyakit. Tapi detik dan menit pun berlalu engkau tak kunjung memberikan aku nutrisi yang aku nanti. Nutrisi yang baru aku tahu namanya “ASI”.

Bunda cairan putih yang masuk kedalam tubuhku. Terasa berbeda dilidahku. Cairan itu tak cukup untuk memberikan makanan kepadaku. Sel-sel tubuhku sekarang kian melemah karena baru melawan monster. Bunda sunggguh ASImu tak terganti dengan susu Formula atau apapun yang berbentuk vaksin.

Bunda tubuhku diciptakan oleh yang MahaKuasa sudah sangat sempurna. Tubuhku bagaikan seorang raja yang dikelilingi oleh Polisi saat sang monster datang menyerang berbentuk bakteri dan virus langsung dibasmi. Setiap detik limfosit dia selalu berportoli menjaga benteng pertahanan.

“Bunda.. bunda..bunda sayangku berikanlah hakku.’’


******


Mungkin itulah curahan dari sang bayi andai dia bisa berbicara dan menulis. Tapi dia hanya bisa mengisyaratkan semua kepada orang dewasa lewat tangisan dan tubuh yang lemah terkadang jatuh sakit.

Saat bayi lahir kedunia ini yang dibutuhkan adalah dia membutuhkan pertolongan sang ibunya. Untuk mendapatkan Imuno globulin A (IgA) yang dia dapat dari ASI. IgA akan melindungi melindungi system percernaan bayi terhadap Mikroba. Bukan Imunisasi atau cairan Putih

Kandungan Nurtrisi terdapat dalam ASI tidak bisa terganti dengan Susu formula atau apapun.

Maha benar Allah dengan segala firmannya

“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh. Bagi yang ingin menyusui secara sempurna, ..." ( al-baqarah : 233)

Saat pertama sekali bayi lahir kedua ini yang perlu dilakukan ibu adalah mendekapnya kedalam tubuh sang ibu dan memberikannya ASI. Tidak ada alasan ASI tidak bisa keluar. Sentuhan bayi itu merangsang hormon kortiksol untuk mengluarkan ASI. ASI pertama sekali ini terdapat kolostrum, susu jolong, atau susu awal yang warnanya kekuningan dan encer yang dia dapat sebelum kelahiran. Selambat lambatnya 30 menit pertama untuk mendapatkan kolostrum ini. Apabila tidak dilaksanakan maka bayi akan kehilangan suatu yang berharga. Walaupun bayi masih punya kesempatan untuk mendapatkannya, produksi kolostrum selanjutnya hanya 30 mililiter sehari. Itu artinya, kolostrum diproduksi hanya satu mililiter dalam satu jam.

Selain mengenyangkan, kolostrum mengandung zat immunoglobulin atau kekebalan. Kolostrum terdapat protein, vitamin A, karbohidrat, dan lemak yang berguna bagi dihari-hari pertamanya . Terdapat jenis protein yang bertugas memerangi infeksi dalam tubuh itu tidak dimiliki oleh susu hewan. Kandungan zat ini dalam kolostrum sekitar 10 hingga17 kali lebih banyak daripada di dalam ASI matang. Itu sebabkan bayi yang mendapat ASI secara optimal memiliki kekebalan tubuh 15 sampai 20 kali lebih baik. ASI juga mengandung taurin, decosahexanoic acid (DHA), dan arachidonic acid (AA). Ketiga kandungan tersebut sangat diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak bayi Secara fungsional, kolostrum berperan membersihkan air empedu dan mucus (meconium) pada saluran pencernaan bayi. Ini sangat penting karena pada masa sesudah kelahiran, bayi sangat rentan terhadap infeksi dan lingkungan yang sangat baru bagi sang bayi.

Jadi tidak perlu ketika bayi lahir disuntikan vaksin. untuk memberikan kekebalan pada sang bayi. untuk melawan penyakitnya. Vaksin itu sendiri diambil dari darah orang yang telah terinfeksi oleh virus hepatitis, campak,polio dan sebagainya. Sifat imunisasi sendiri melemahkan system pertahan tubuh. Yang harus dilakukan sang ibu untuk buah hati hanya memberikan ASI

Banyak penelitian medis mencatat kegagalan vaksinasi. Campak, gabag, gondong, polio, terjadi juga di pemukiman penduduk yang telah diimunisasi. Sebagai contoh, pada tahun 1989, wabah campak terjadi di sekolah yang punya tingkat vaksinasi lebih besar dari 98%. WHO juga menemukan bahwa seseorang yang telah divaksin campak, punya kemungkinan 15 kali lebih besar untuk terserang penyakit tersebut .daripada yang tidak divaksin.

Kebanyakan penurunan penyakit terjadi sebelum dikenalkan imunisasi secara masal. Salah satu buktinya, penyakit-penyakit infeksi yang mematikan di AS dan Inggris mengalami penurunan rata-rata sebesar 80%, itu terjadi sebelum ada vaksinasi. The British Association for the Advancement of Science menemukan bahwa penyakit anak-anak mengalami penurunan sebesar 90% antara 1850 dan 1940, dan hal itu terjadi jauh sebelum program imunisasi diwajibkan.

copas from Rosella Asy-Syam Note.